Lingkungan proyek konstruksi menyimpan berbagai potensi bahaya yang sering kali tidak disadari, terutama terkait kontak langsung dengan material, alat, dan kondisi sekitar. Mahasiswa yang sedang magang atau melakukan observasi lapangan perlu memahami risiko ini sejak awal agar dapat menjaga kesehatan dan keselamatan diri. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2023, sektor konstruksi masih menyumbang lebih dari 30 persen kasus kecelakaan kerja nasional, dan sebagian besar disebabkan oleh kelalaian terhadap prosedur keselamatan dasar, termasuk kontak langsung yang seharusnya dihindari.
Kesadaran akan risiko kontak langsung di lapangan menjadi bagian penting dari budaya keselamatan kerja. Selain mencegah cedera fisik, langkah ini juga berperan dalam mengurangi paparan zat berbahaya yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan.
Mengapa Kontak Langsung Menjadi Risiko di Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi melibatkan berbagai aktivitas berat yang bersentuhan dengan tanah, bahan kimia, alat berat, serta limbah material. Kontak langsung dengan elemen-elemen tersebut dapat menyebabkan iritasi kulit, infeksi, gangguan pernapasan, hingga cedera serius. Laporan Organisasi Perburuhan Internasional menyebutkan bahwa pekerja konstruksi memiliki risiko penyakit akibat kerja 2–3 kali lebih tinggi dibanding sektor lain, terutama akibat paparan debu, bahan kimia, dan mikroorganisme dari tanah.
Bagi mahasiswa, risiko ini sering meningkat karena minimnya pengalaman dan kurangnya pemahaman prosedur keselamatan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai apa saja yang perlu dihindari menjadi sangat penting sebelum terjun langsung ke lapangan.
Jenis Kontak Langsung yang Perlu Dihindari
Beberapa bentuk kontak langsung berikut ini sebaiknya dihindari saat berada di area proyek konstruksi:
- Menyentuh tanah atau lumpur tanpa sarung tangan pelindung karena dapat mengandung bakteri dan zat kimia.
- Menghirup debu konstruksi secara langsung, terutama debu semen dan pasir halus.
- Kontak kulit langsung dengan bahan kimia seperti oli, solar, cat, atau bahan pelapis.
- Menyentuh besi berkarat atau material tajam tanpa alat pelindung.
- Kontak langsung dengan limbah konstruksi yang belum terkelola dengan baik.
- Memegang alat kerja tanpa memastikan alat tersebut bersih dan aman.
Menurut penelitian kesehatan kerja tahun 2024, paparan debu semen dalam jangka pendek saja dapat memicu iritasi saluran pernapasan, sementara paparan jangka panjang meningkatkan risiko gangguan paru-paru.
Cara Mengurangi Risiko Kontak Berbahaya
Untuk meminimalkan risiko, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat diterapkan oleh mahasiswa dan pekerja di proyek konstruksi:
- Menggunakan alat pelindung diri seperti helm, masker, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.
- Mencuci tangan dan membersihkan diri setelah selesai berada di area proyek.
- Menghindari makan atau minum di area kerja yang berdebu atau kotor.
- Mengikuti briefing keselamatan sebelum memasuki lokasi proyek.
- Menggunakan pakaian kerja tertutup untuk mengurangi paparan kulit langsung.
Praktik ini sejalan dengan prinsip proyek konstruksi mengedepankan faktor kesehatan, di mana keselamatan pekerja menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan pekerjaan.
Peran Edukasi Keselamatan bagi Mahasiswa
Edukasi keselamatan kerja sangat penting bagi mahasiswa teknik, sipil, atau konstruksi yang sering terlibat langsung di lapangan. Kampus dan pihak proyek diharapkan memberikan pembekalan sebelum mahasiswa diterjunkan ke lokasi. Berdasarkan survei internal beberapa perguruan tinggi teknik, mahasiswa yang mendapatkan pelatihan K3 dasar memiliki tingkat kesadaran risiko 40 persen lebih tinggi dibandingkan yang tidak mendapatkan pelatihan.
Selain itu, pengalaman lapangan yang aman akan memberikan pembelajaran positif tanpa menimbulkan trauma atau gangguan kesehatan yang tidak perlu. Mahasiswa juga akan terbiasa menerapkan standar keselamatan ketika kelak terjun sebagai profesional di dunia konstruksi.
Kesimpulan
Menghindari kontak langsung yang berbahaya di proyek konstruksi merupakan langkah sederhana namun krusial untuk menjaga keselamatan dan kesehatan. Tanah, debu, bahan kimia, dan limbah konstruksi memiliki potensi risiko tinggi jika disentuh atau terhirup tanpa perlindungan. Dengan memahami jenis kontak yang perlu dihindari serta menerapkan langkah pencegahan yang tepat, mahasiswa dapat menjalani aktivitas lapangan dengan aman. Kesadaran ini menjadi fondasi penting dalam membangun budaya kerja yang sehat dan bertanggung jawab di sektor konstruksi.







